Mempertahankan Kampanye Positif di Sisa Masa Kampanye
Bandar Lampung –News Analis.Com Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Dominggus Oktavianus (kiri), didampingi Ketua DPD Tim 8 RJBBP Lampung Anggi Maulana (kanan), di Pantai Sanggar, Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (4/2/2024). Foto: Arsip Media Relationship TKD Prabowo-Gibran Lampung Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran akan mempertahankan kampanye positif di sisa masa kampanye.
Masa kampanye Pemilu 2024 yang dimulai pada 28 November 2023 akan berakhir pada 10 Februari 2024, untuk selanjutnya memasuki masa tenang tanggal 10-13 Februari 2024.
“Saya kira itu penting untuk dipertahankan, kampanye positif, dalam beberapa hari ke depan,” ujar Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Dominggus Oktavianus, di Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (4/2/2024).
Dominggus mengatakan kampanye positif Pasangan Capres Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki Paslon 02 dibandingkan dua paslon lainnya.
“Kita harus mempertahankan momentum itu,” lanjut dia.
Selain mempertahankan kampanye positif di sisa masa kampanye, ia juga mengajak relawan untuk mengawal dan mengamankan perolehan suara Prabowo-Gibran di tempat pemungutan suara (TPS).
TKN Prabowo-Gibran telah mempersiapkan saksi-saksi untuk mengamankan rekapitulasi hasil pungut hitung suara di TPS.
“Tentu saja persiapan saksi-saksi tenaga relawan mem-backup up saksi-saksi resmi untuk mengawal suara dari tingkat TPS ke desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga seterusnya,” jelas Dominggus.
Dia menekankan pentingnya untuk mengawal dan mengamankan suara Prabowo-Gibran karena berdasarkan hasil survei terbuka peluang untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
“Dari berbagai survei internal maupun eksternal ada titik kemenangan yang dicapai oleh Prabowo-Gibran,” kata dia.
Upaya penggerusan suara Prabowo-Gibran.
Dominggus tidak menampik adanya upaya penggerusan suara Prabowo-Gibran pada hari pemungutan suara Rabu (14/2/2024) mendatang.
“Ada upaya penggerusan suara yang kelihatannya terorganisir secara masif oleh pihak tertentu untuk menggagalkan kemenangan Prabowo-Gibran ini,” ujar dia.
Upaya itu, lanjut Dominggus, antara lain menciptakan narasi tentang masalah ancaman demokrasi dan ancaman konstitusi oleh para guru besar sejumlah kampus terkemuka di tanah air.
“Saya rasa suara-suara dari kaum dalam tanda kutip cendekiawan ini sebenarnya suatu bentuk suara yang mengandung keberpihakan,” kata dia.
“Artinya di situ kelihatan bahwa kaum ‘cendekiawan’ yang bersuara itu sebenarnya sudah masuk ke dalam suatu kontestasi dan sudah memilih keberpihakannya untuk tidak bersama Prabowo-Gibran,” tambah Dominggus.
“Tapi, kita sangat yakin juga banyak cendekiawan atau kaum cerdik pandai, baik guru-guru besar maupun budayawan, yang mendukung Prabowo-Gibran karena gagasan besarnya untuk membawa Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju,” pungkas dia(*/Red)