Anggota MPR RI Irham Jafar Sosialisasi 4 pilar

253 views

Anggota MPR RI Irham Jafar Sosialisasi 4 Pilar

Tulang Bawang ——Newsanalis.Com Anggota MPR RI Irham Jafar Lan Putra melakukan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan kepada warga masyarakat Kampung (Desa) Kagungan Dalem Bujung Tenuk, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Senin 19 Mei 2025.
Acara yang digelar di Balai Kampung Kagungan Dalem itu dihadiri sekitar 150 peserta, yang terdiri dari tua-tua kampung, tokoh pemuda, aktivis perempuan, dan masyarakat umum dari Kecamatan Menggala. Tampak hadir anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang Mursidah dan Sekretaris Desa Kagungan Dalem Samsudin Bakri.
“Saya meminta peserta menyimak dengan serius materi sosialisasi ini. Pemahaman terhadap 4 pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika penting ditanamkan kembali di sanubari setiap warga negara,” pinta Irham Jafar.
Anggota MPR RI yang juga Anggota Komisi IV DPR RI itu mengaku prihatin. Sebab, sekarang sudah banyak warga negara Indonesia yang tidak memahami pilar-pilar kebangsaan. “Bahkan, bunyi pasal-pasal Pancasila saja sudah banyak yang lupa,” ujar dia.
Itu terjadi karena sejak masuk massa reformasi, mata pelajaran PMP dihapus dari kurikulum. Lalu, penataran-penataran P4 juga ditiadakan. “Akibatnya, masyarakat menjadi kurang paham tugas dan kewajiban serta bagaimana mestinya menjadi warga negara yang baik. Maka, sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini Kembali gencar dilakukan sejak tahun 2009,” katanya.
Irham menyebut, sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam UUD ’45, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pemahaman tersebut akan memberi bobot kepada masyarakat untuk hidup dalam realitas nilai-nilai masyarakat yang terus berubah dengan tetap memegang teguh jati diri.
Menurut Irham, masyarakat Indonesia wajib bersyukur dengan adanya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebab, Pancasila terbukti ampuh mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan golongan. “Dengan Pancasila, sekitar 730 suku di Indonesia dapat hidup rukun dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.”
Riza Yudha Patria, Wakil Rektor III Universitas Tulang Bawang (UTB) yang juga menjadi narasumber kegiatan tersebut mengakui, dewasa ini telah terjadi pergeseran nilai di tengah masyarakat. Pada beberapa dasawarsa lalu, istri biasa menyambut kedatangan suami sepulang kerja dengan melepaskan sepatu suami. Lalu menyiapkan kopi dan memasakkan air panas untuk mandi suaminya. Tetapi sekarang, kebanyakan istri menyambut kedatangan suami dengan biasa-biasa saja, sembari memainkan handphone. “Itu bukan karena istri tidak lagi cinta kepada suami, tetapi pola relasi antara suami dan istri sudah berubah,” kata Riza.
Pergeseran-pergeseran nilai itu lazim terjadi seiring dengan kemajuan zaman. Tetapi perubahan pola prilaku masyarakat itu harus dipandu pada tingkat yang masih dapat ditoleransi. Maka, harus ada standar untuk mengukur kepatutan prilaku masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Standar tersebut adalah Empat Pilar Kebangsaan: UUD ’45, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pada kesempatan Riza menjelaskan, pemerintah sedang berupaya mengembalikan mata pelajaran PMP dalam kurikulum SD sampai SMA. “Beberapa puluh tahun ini mata pelajaran PMP hilang dari kurikulum sekolah. Ke depan, mata pelajaran yang menitikberatkan pada ajaran sopan-santun dan nilai-nilai moral ini akan kembali diajarkan di sekolah-sekolah,” kata Riza.(Red)

BACA JUGA :  Mari Dukung Putri Nazua dalam Finalis Putri Pendidikan 2025

Editor : ArmijiAbusani

Seedbacklink affiliate
google.com, pub-4028159191961500, DIRECT, f08c47fec0942fa0