Eks Buruh RSUD Abduel moeluk Sejahtera Abadi Mengadu Nasib Menjelang Hari Kemerdekaan

231 views

Bandarlampung | Newsanalis.com– Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, suasana haru mewarnai kisah seorang mantan karyawan outsourcing Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Sejahtera Abadi”. Bukan perayaan atau gegap gempita lomba yang ia rasakan, melainkan kecemasan dan ketidakpastian hidup.

Perempuan yang akrab disapa Iis itu mengaku dipecat secara mendadak melalui pesan WhatsApp, tanpa penjelasan resmi. Ia sudah bekerja bertahun-tahun di rumah sakit milik pemerintah tersebut, namun nasibnya berakhir tragis setelah memperjuangkan hak-hak ketenagakerjaan yang ia yakini belum dipenuhi.

“Ya Robb, selamatkan aku. Jangan jadikan aku Warsinah jilid dua,” begitu penggalan doa lirih yang ia ucapkan saat ditemui di rumah kontrakannya yang sederhana.

Menurut Iis, sejak pemecatan itu dirinya merasa terus diawasi. Bahkan, rekan-rekan kerja yang masih bertugas di RSUD sempat mengirim pesan peringatan bahwa ada pihak-pihak yang mencarinya, termasuk mendatangi alamat kos lamanya. Kondisi ini membuatnya harus pindah tempat tinggal.

Seorang tokoh masyarakat setempat, yang ia sebut sebagai Pak Haji, kemudian membantu mencarikan kontrakan murah sekaligus memberikan dukungan hukum. Pak Haji bahkan rela mengeluarkan dana pribadi untuk menyewa pengacara yang berpengalaman di bidang ketenagakerjaan.

Hanya tinggal tiga hari menuju puncak perayaan 17 Agustus, Iis berharap kisahnya menjadi yang terakhir bagi para buruh yang terzalimi. Ia mengaku tidak sendirian; masih ada mantan rekan kerja yang juga mengalami nasib serupa namun memilih diam karena takut.

Kasus ini menambah sorotan terhadap praktik hubungan kerja di sektor kesehatan, khususnya di institusi pemerintah. Upaya konfirmasi kepada pihak manajemen RSUD “Sejahtera Abadi” dan perusahaan outsourcing terkait masih terus dilakukan.

Bagi Iis, kemerdekaan yang akan dirayakan pekan ini memiliki makna berbeda. “Saya hanya ingin merdeka, bebas dari ketakutan, dan mendapat hak saya sebagai pekerja,” ujarnya.

BACA JUGA :  "Keterampilan Bambu Pringsewu: Antara Kreativitas dan Tantangan Pasar"

Apakah harapan itu akan terwujud, atau justru lenyap di balik bayang-bayang intimidasi? Waktu yang akan menjawab. ( Davit )

EDITOR ARMIJIABUSANI

Seedbacklink affiliate
google.com, pub-4028159191961500, DIRECT, f08c47fec0942fa0